Halo

Selamat datang di blog ini. Semoga anda menyukainya

Astronom Temukan Lubang di Matahari

Rabu, 16 Februari 2011

Sebuah satelit ruang angkasa telah mendeteksi dua lubang berukuran besar di Matahari. Lubang ini diyakini menjadi jalan bagi material dan gas milik bintang itu untuk keluar ke alam bebas.

Lubang yang disebut sebagai ‘coronal hole’ tersebut merupakan celah di antara medan magnet Matahari. Celah itu melubangi lapisan atmosfir luar yang super panas – disebut juga dengan corona – sehingga memungkinkan gas panas dari inti Matahari terlepas ke luar.

Lubang itu terdeteksi oleh satelit Hinode yang khusus memantau aktivitas Matahari. Adapun kedua lubang tersebut terdeteksi dari foto-foto yang diambil pada 1 Februari lalu.

Pada gambar yang ditangkap, lubang terdapat di bagian tengah atas di dekat kutub Matahari, adapun lubang lain berada di bagian bawah. Lubang juga terlihat lebih gelap dibanding bagian lain dari Matahari. Namun ada alasan untuk itu.

“Suhu lubang itu relatif dingin dibandingkan dengan kawasan aktif di sekelilingnya. Temperatur lebih dingin itu membuat lubang tampak lebih gelap di gambar,” kata juru bicara NASA, seperti dikutip dari Space, 15 Februari 2011.

Hinode Solar Observatory merupakan satelit pemantau milik Jepang yang telah mengamati bintang tersebut sejak diluncurkan pada tahun 2006 lalu. Satelit itu didesain untuk mempelajari medan magnet Matahari untuk membantu ilmuwan dalam memahami bagaimana energi disebarkan melalui lapisan berbeda milik atmosfir Matahari.

Misi pemantauan yang dilakukan Hinode sendiri merupakan misi gabungan antara Japan Aerospace Exploration Agency, Japan’s National Astronomical Observatory, NASA dan European Space Agency

Misteri Lompatan Kutu Loncat

Sabtu, 12 Februari 2011
 




     Para ilmuwan dari Cambridge University belum lama ini berhasil memecahkan misteri seputar bagaimana kutu loncat mampu melompat dengan cepat dan jarak yang begitu jauh.

     Sebelumnya para peneliti telah mengetahui bahwa kutu loncat memiliki kemampuan untuk melompat sejauh 200 kali dari panjang tubuhnya sendiri. Namun, selama ini belum diketahui bagaimana kutu dapat mentransfer energi untuk melompat.

     Melalui sebuah penelitian yang melibatkan perekaman video berkecepatan tinggi, ilmuwan menyimpulkan bahwa rahasia lompatan kutu loncat terletak pada kaki belakang mereka yang dapat berfungsi sebagai pengungkit.

     Pendapat pertama mengatakan bahwa kutu bisa melompat ke atas dengan mengandalkan lutut mereka.

     Sementara pendapat lain mengatakan bahwa sebuah bagian tubuh yang melalui beberapa sendi di kaki belakang kutu, bisa berfungsi seperti per yang dapat membuat kutu melenting jauh.

     Pada penelitian terbarunya, Dr Gregory Sutton dan Profesor Malcolm Burrows dari University of Cambridge, menyimpulkan bahwa kutu loncat memiliki semacam tulang besar di bagian kaki.

     Struktur tulang ini membantu kutu untuk mendapatkan traksi (gaya tarikan) yang setiap saat bisa dilepas. Saat dilepas, kaki belakang kutu yang sedang dalam kondisi 'meringkuk' akan menghentak tanah sehingga terdorong ke atas seperti sebuah per yang dilepas.

Diagram of a flea's leg (Image: Journal of Experimental Biology)

     Dari penelitian mereka, terungkap pula bahwa kutu loncat tidak mau melompat ketika gelap. Selain itu, ia selalu melompat ke arah yang sama.

     Sayangnya, hingga kini para peneliti belum mampu mengungkap bagaimana cara kutu loncat untuk bisa mengunci 'per' di kaki mereka, sesaat sebelum mereka melompat.