Halo

Selamat datang di blog ini. Semoga anda menyukainya

Terrarium

Sabtu, 15 Juni 2013

Hai readers, udah seminggu ini nggak bisa update blog. Saya ada halangan UKK, untung hari ini selesai. Bisa bebas dan MERDEKA!!! Hehe akhirnya perjuangan saya melawan kantuk demi belajar selesai, sekarang tinggal memanjakan diri...
Kali ini topik yang mau dibahas adalah teknik budidaya tanaman hias. Tanaman hias yang seperti apa? Tentunya yang menarik, bukan menanam bunga dalam pot biasa. Kalo bahasa kerennya “Jadul”. Teknik yang mau dibahas kali ini beda dari yang lain, unik pula. Seperti yang udah readers tahu dari judulnya. Topik kali ini adalah….. jeng jeng… Terrarium. Wew, apaan tuh? Sebenernya sih teknik menanam ini bukan hal baru,. Tapi karena lagi tertarik sama dua topic ini, ya di tulis aja.
Awalnya sih saya nggak begitu tertarik sama tanam menanam. Buktinya, tanaman-tanaman di teras rumah saya merana. Mereka semua kurus kering, persis kaya orang busung lapar. Maklum saja, saya ini malas sekali kalau sudah di suruh merawat tanaman. Sebenermya sih kasihan juga melihat penderitaan para tanaman penghuni rumah. Tapi heran juga, kok mereka nggak mati aja ya. Atau mungkin terlalu setia sama saya? Hehee. Dan karena tugas guru KBL (Keterampilan Biologi Lingkungan) di sekolah, jadi ngiler deh kalo liat terrarium dengan berbagai tema dan bentuk wadah yang unik-unik. Sebenernya masih ada teknik budidaya tanaman yang lain seperti vertikultur ini:
vertikultur
Tapi, cara mbikinnya ribet banget. Harus bisa bikin lubang kaya di foto ini. Atau kalo ingin praktis paralonnya bisa diganti sama botol aqua. Kenapa saya tidak tertarik dengan yang satu ini? Ya karena nggak tertarik.
Oke, daripada kelamaan membaca ocehan saya yang kesana kemari nggak karuan. Langsung bahas aja yuuuuk
Terrarium
Menurut catetan yang saya dapat dari Bu Guru tercinta, Terrarium adalah seni bertanam dalam bejana kaca (nggak harus bejana sih) yang ditata sedemikian rupa sehingga menghasilkan miniatur taman yang bernilai estetika tinggi. Singkat cerita, terrarium ini bisa dibilang miniature taman yang ditaruh di dalam rumah sebagai penghias. Bisa bayangin kan, kalo kita puny ataman dalam rumah. WAW! Apalagi kita bisa milih tema taman sesuai keinginan, seperti gurun, pantai, hutan hujan tropis, dll.
Cara membuatnya pun tidak seribet vertikultur, Cuma… kalo ingin benar-benar bagus ya yang bermodal sedikit. Untuk beli wadahnya saja, kalo yang bulat seperti akuarium 47rb (tapi bahannya plastic). Belum lagi untuk beli batu zeolit dan batu warna. Tapi jika readers memang sudah mantap, tidak masalah karena hasilnya pasti memuaskan. Nah bagaimana yang koceknya tipis? Tenang tenang readers bisa memanfaatkan barang bekas seperti bohlam lampu neon. Kalo disini mereknya Dop sama Electra, itu lho yang lampunya kuning, kalo nyala kesannya kuno banget. Atau bisa juga memakai gelas, gelas kecil souvenir pernikahan juga boleh. Nah media tanamnya mungkin bisa diganti arang, tanah, pasir. Saya sendiri baru mencoba membuatnya tadi siang. Susahnya minta ampun, karena saya pake lampu neon 3 watt kalo nggak salah. Jadi harus super teliti dan sabar.

Bahan dan alat
Wadah kaca
Tanaman sesuai tema
Tisu dengan alcohol 70% untuk membersihkan wadah
Sumpit untuk memasukkan tanaman
Sedotan untuk memebersikan kotoran pada tanaman
Gunting bergagang panjang
Arang, Kerikil, Kompos
Moss (media tanam dari lumut)
Batu zeloit ( itu lho yang buat hamster)
Batu warna atau hiasan lain
Corong diberi selang untuk memasukkan zeolit

Cara membuat
1.     Bersihkan wadah dengan tisu alkohol
2.       Masukkan kerikil secukupnya.
3.       Tambah arang di atas lapisan kerikil.
4.       Baru kemudian diatasnya diberi moss.
5.       Tambahkan kompos, lalu masukkan tanaman dengan sumpit jika leher wadah kecil.
6.       Baru kemudian masukkan zeloit lewat corong
7.       Tambahkan pasir putih atau lumut atau batu warna sesuai selera readers
8.     Bersihkan tanaman dari pasir dengan ditiup dengan sedotan
9.     Siram terrarium jika tanaman mulai layu, gunakan corong berselang untuk menyiram

Tapi saya nggak sepenuhnya patuh sama cara tadi, berhubung di rumah nggak ada pasir putih, zeloit, kompos, dan moss saya hanya memakai arang dan tanah pasir biasa bekas tanaman yang ada di teras. Bisa dibilang saya tidak bermodal sama sekali. Wadahnya pun dari lampu bekas. Dan tanamannya, paku-pakuan yang saya ambil dari depan rumah. Apa boleh dikata, kalo sudah ada mau ya harus bisa. Dan hasilnya seperti ini:

kalo dibandingkan sama yang atas mungkin readers terheran-heran, ini terrarium apa sampah. Ahaha maklum saja sebagai pelajar saya tidak memiliki kocek tebal. Jadi ya kalo ingin membuat asal comot saja. Jangan kabur dulu melihat hasil terrarium saya yang berantakan. Yang ini kan amatiran. Nah kalo terrarium yang benar nih seperti ini:













sebenarnya saya masih ingin menulis tentang hidrogel, tapi berhubung mata saya sudah ingin merem karena seminggu melek terus jadi saya teruskan lain kali.







0 komentar:

Posting Komentar